Sabtu, 18 September 2010

Tak Semudah Itu Kawan

PERNIKAHAN ANTARA REALITAS DAN ILUSI



Semasa gadis, Atikah (bukan nama sebenarnya), sering berharap untuk menjadi seorang istri yang taat dan sering mengukir senyuman buat suaminya. Dia yakin, dengan menjaDi istri yang solehah, dan menggembirakan suami, dia sudah dapat menempati salah satu tempat di surga. “Tidak perlu susah-susah bagi seorang wanita mencari surga Aalah”, begitu yang kerap terlintas dalam hatrinya.



Harapan untuk menjadi istri yang solehah, dibina olehAtikah setelah ia menerima kesadaran islam dan ketikapemahamannya mengenai islam semakin jelas. Padahalsewaktu remaja dan agama hanya dilihat sekadar amalanrutin seperti yang ditekannkan oleh sekolah dankeluarganya, dia tidak pernah mempunyai harapan danimpian begitu. Malah ia merasa agak janggal apabilamemikirkan surga dan neraka Allah.



Berkat berteman dengan mereka yang berniat mendalami agama, Atikah sering mengikuti pengajian . Dalam bacaannya, ia kerap menemukan tema-tema pernikahan dantentang berumah tangga. Dia pun ingin menjadisebaik-baik perhiasan sebagaimana dalam hadist, duniaadalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalahistri solehah. Atikah juga begitu senang dengan hadistyang pernah disebut Rosullullah” Jika manusia bolehmenyembah manusia selainnya, maka aku perintahkanistri menyembah suaminya, (HR> Abu Dawud, Tirmidzi,Ibnu Majah dan Ibnu Hibbin)



Berkat keinginan yang tinggi untuk menjadi istri yangsolehah , maka akhirnya Allah menentukan jodoh atikandengan Mustafa (bukan nama sebenarnya)Mustafa, seorangjejaka yang tyidak kurang solehnya. Akhirnya keduanyamelangkah ke gerbang pernikahan. Maka menangislah syaitan ketika keduanya anak adam di ijab kabulkan.



Seperti Atikah, Mustafa mengenal islam sejak berada dikampus, sering bercita-cita untuk membentuk rumahtangga. Pilihannnya pasti seorang wanita solehah yangmenyejukkan hati dan mata.



Dia pernah membayangkan alangkah bahagianya menjadiseorang suami yang kuat pribadinya dan mampumembimbing orang lain, terutama istri dananak-anaknya. Dia teringat akan pesan Rasullullah “hanya lelaki yang mulia saja yang akan memuliakanwanita” Mustafa pernah bercita-cita mengikutiRasullullah yang begitu sayang dan lemah lembut padaistrinya. Tidak merasa rendah diri apabila membantuistri melakukan pekerjaan rumah.



Rumah tangga Atikah dan Mustafa terus berlalu, haridemi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan....



Biarpun harapan dan cita-cita menghidupkan rumahtangga Muslim terus Hidup, namun kenyataan pun harusmereka hadapi juga. Paerbedaan kepribadian, perasaaan,pembawaan selera dan kegemaran yang selama ini terbinadari latar belakang keluarga dan pendidikan yangberbeda, ternyata tidak mudah untuk disatukan.



Jika sebelum pernikahan, semua itu mudah dilakuian,diselesaikan, melalui pemahaman agama, ternyat lambatlaun ada juga perselisihan. Perselisihan memang tidakdapat dielakkan dalam rumah tangga. Apalagi jikapasangan suami isteri tidak menyadari bahwa syaitansenantioasa berusaha untuk menjahanamkan anak Adam.



Dalam kisah Mustafa dan Atikah, ternyata segala yangdibayangkan tidaklah seindah realitasnya. Mencontohrumah tangga Rasullullah, memang satui tuntunan. Namunsebagai seorang islam, tantangan dan cobaan adalahpeluang untuk mempertingkatkan diri dan semakinbergantung kepada Allah . Berbagai masalah dalamperkawinan dan rumah tnagga harus dihadapi secarasabar dan realistik oelh pasangan suami istri yanginginkan naungan Allah.



Ada istri mengeluh karena cara suami menegur,dikatakan kasar dan memalukan. Ada pula suami mengeluhkarena sikap istri yang kurang cakap menguruskeluarga. Maklum saja ada dikalangan istri sebelumnyasibuk belajar dan berorganisasi sehingga sangat jarangikut mengurus masalah dapur.



Mustafa poun mulai mengeluh. Ternyta istrinya tidakseperti yang dia ompikan. Malah Atika juga mengeluhterhadap mustafa karena dianggap terlalu dimanjakanoleh orang tuanya dahulu Apalagi mustafa terlaluberhati-hati berbelanja.



Atikah mulai merakan penyesalan dalam hati akibattidak mau bekrja setelah kuliah karena niat untukmenumpahkan perhatian sepenuhnya kepada suami danrumah tangga, dan mencapai impian menjadi wanitasolehah.



Kadang-kadang semangat seorang muslimah solehah unutkkeluar rumah mencari kesibukan di luar tidak diimbangi dengan peranannya dalam rumah tangga. Hal inimenyebabkan suami mengeluh karena di bebani dengantugas-tugas rumah tangga. Adajuga di kalangan istriterlalu banyak menceritakan kekurangan suaminya dansering lupa untuk melihat kebaikan dan kelebihansuaminya.



Ada suami yang sikapnya dingin, tidak pandai memujidan bercanda dengan istrinya. Apabila melihat kebaikanpada istrinya dia diam saja, tetapi apabila melihatkelemahan, segera di ungkit. Memang, banyak cobaanpada pasangan suami istri dalam rumah tnagga. Tidaksemua yang indah-indah seperti yang diimpikan sebelumberumah tangga menjadi kenyataan. Sudah menjadi sunnahkehidupan, bahwa akan berlaku pergeseran kecil danperbedaan, sepanjang menjadi suami istri . Itu namnyaasam garam rumah tangga.



Pasangan seperti Mustafa dan Atikah, mempunyaikelebihan agama dan rasa ketergantunganyang tiunggikepada Allah.Dengan kaata lain mereka mempunyaipemikiran yang mungkin tidak dirasai oleh pasanganyang jauh dari islam.



Adakalanya kita memerlukan bantuan pihak ketiga dalammenyelesaikan masalah rumah tangga kita Mungkin pihakketiga bisa membantu memcuci atau memperbaharuipandangan kita terhadap pasangan hidup sehinggakembali jelas dan wajar.



Pasangan yang bijak dan tinggi pemahaman agamanya akanmampu untuk istikomah dalam menjaga perkawinan merekadan lebiuh mampu menghadapi badai yang melanda Adalah penting sebelum kita mendirikan rumah tangga mempunyai suatu tanggapan bahwa kita (bakal suami istri) berjanji kan melengkapi antara satu sama lain. Karena manusia bukanlah makhuk sempurna . Manusia tidak mungkin dapat menjadi istri atau suami yang sempurna seperti bidadari atau malaikat.



Kita harus siap menerima pasangan hidup seadanya,termasuk segala kekurangannya. Selama tidak melanggarsyariat. Kita memang berasal dari latar belakangkeluarga, kebiasaan dan watak yang berbeda yangmembent8uk watakan dan perspsi hidup tersndir. Apabilakita menerima keadaan ini insya Allah kita akan berhasil menghindar dari menikah dalam ilusi kita pasangan ilusi kita .



Setiap orang muslim tidak boleh menjadikan rumahtangga sebagai tujuan. Ingat ia hanya alat untuk kita meningkatkan diri dan ketakwaan kita pada Allah.



INGAT!!

tak semudah itu kawan..tawakal lah pada Allah niscaya segala kesukaran itu akan menjadi mudah

perbedaan2 itu akan menjadi indah..

dan jangan lah berfikir membina bahtra rumah tangga itu mudah..

ingat akan selalu ada syetan yg mengganggu..



yg udh siap mau nikah..mulailah belajar dari sekarang..belajar menjadi suami tw istri yg baik..

keutamaan2 seorang wanita(masak,etc) dan keutamaan2 laki2(menjadi pemimpin yg baik,etc)..kudu udh di pelajari..

hoho..



(waduh melantur jauh ke masalah rumah tangga..hehe) maaf..maaf..atas ke isengan ini..

moga manfaat

0 komentar:

Posting Komentar